Islam dan Pelestarian Alam: Prinsip-Prinsip Ekologis dalam Islam untuk Lautan Yang Sehat
About Lesson

AKTIVITAS

Aktivitas Peserta Didik:

Pahami dan renungkan artikel berikut ini, sebagai bagian dari pemahaman dari materi ajar yang akan dipelajari!

 

Cerita Nabi Sulaiman Gelar Syukuran dan Sedekah Laut

Ditulis oleh Alhafiz Kurniawan

Kisah ini berawal dari kesuksesan Nabi Sulaiman AS yang telah memperoleh berbagai kenikmatan duniawi. Semua makhluk, baik manusia, jin, hewan liar, burung, bahkan angin, tunduk di bawah perintahnya. Namun, suatu ketika tumbuh rasa bangga di dalam hatinya. Nabi Sulaiman AS pun memohon izin kepada Allah SWT, “Tuhanku, perkenankan hamba menyediakan makan untuk semua makhluk hidup setahun penuh.” Allah SWT menjawab, “Kau tak mungkin sanggup.” Nabi Sulaiman AS kemudian memohon, “Kalau begitu, izinkan hamba barang sehari saja.”

Allah SWT mengizinkannya. Nabi Sulaiman AS lalu memerintahkan pasukannya, baik dari kalangan jin maupun manusia, untuk menyebar dan mendata semua makhluk di muka bumi. Ia juga memerintahkan mereka untuk memasak dan menyiapkan hidangan selama 40 hari. Kepada angin, Nabi Sulaiman AS memerintahkan agar tidak bergerak selama itu, supaya makanan yang disiapkannya tidak terbang terbawa angin. Semua makanan dikumpulkan di sebuah padang luas. Setelah 40 hari, makanan yang disiapkan menggunung.

Allah SWT kemudian bertanya, “Sulaiman, siapa duluan yang akan kau beri makan?” Nabi Sulaiman AS menjawab, “Makhluk-Mu yang di darat dan di laut.” Allah SWT memerintahkan seekor ikan paus, penghuni samudra luas, untuk memenuhi undangan makan Nabi Sulaiman AS. Ikan paus itu pun mengangkat kepalanya dan bergerak maju ke arah makanan yang menggunung. “Wahai Sulaiman, hari ini Allah menjadikan rezekiku melalui tanganmu,” kata ikan paus. Nabi Sulaiman AS, yang diberi anugerah mukjizat dapat berbicara dengan hewan, menjawab, “Silakan makan.”

Ikan paus itu melahap seluruh hidangan Nabi Sulaiman AS yang telah disiapkan selama 40 hari, dan semuanya habis dalam sekejap. Nabi Sulaiman AS dan pasukannya terperangah melihat ikan paus melahap seluruh persediaan makanan. Ikan paus itu kemudian berkata, “Sulaiman, kenyangkan aku. Aku masih lapar.” Nabi Sulaiman AS pun terkejut, “Kau belum kenyang?” Ikan paus itu menjawab, “Hingga kini aku belum kenyang.”

Nabi Sulaiman AS tidak sanggup menjawab dan menyerah takluk di hadapan kuasa Allah SWT. Ia duduk bersimpuh lalu bersujud sambil mengucapkan, “Subhāna man takaffala bi rizqi kulli marzūqin min haitsu lā yasy‘uru.” (Mahasuci Tuhan yang menjamin rezeki semua makhluk-Nya dari jalan yang tak terpikirkan).

Kisah ini disarikan dari Kitab Durratun Nasihin fil Wa‘zhi wal Irsyad karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad As-Syakir Al-Khaubawi, halaman 229-230. Kisah ini mengajarkan kerendahan hati atas segala capaian, syukur atas capaian tersebut, sedekah terhadap semua makhluk baik di darat maupun di laut, kepercayaan bahwa Allah penjamin rezeki, dan pengakuan atas kuasa Allah SWT. Wallahu a‘lam.

Sumber: NU Online